Pakpak Bharat | MEDIABERANTASKRIMINAL.COM – Bupati Pakpak Bharat, Franc Bernhard Tumanggor meminta kepada Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian berserta seluruh jajarannya sebagai leading sektor kegiatan agar melanjutkan pembangunan solar dryer dome dengan sungguh sungguh sehingga pembangunan ini nanti akan sesuai dengan harapan. Demikian disampaikan Bupati Pakpak Bharat Franc Bernhard Tumanggor saat acara peletakan batu pertama pembangunan solar dryer dome di BPP Kecamatan Kerajaan, Senin (07/06/2021).
Solar dryer dome adalah suatu inovasi pertanian yang telah digunakan sebagai alternative untuk mengatasi masalah kehilangan hasil panen akibat curah hujan yang tinggi. Penggunaan solar dryer dome lebih efektif dibandingkan dengan mesin pengering lainnya karena penggunaan solar dryer dome hanya memanfaatkan sumber energi matahari yang tidak terbatas.
Solar dryer dome ini merupakan kubah dengan inkubator ruangan tertutup seperti green house yang mampu menyerap panas dan bisa digunakan untuk membantu pengeringan hasil pertanian. Di daerah-daerah lain, solar dryer dome juga sudah banyak dipakai, misalnya untuk pengeringan cabai merah sebelum diolah menjadi saos.
Dengan adanya pembangunan solar dryer dome ini diharapkan dapat membantu para petani dalam proses pengolahan pasca panen. Jika dengan sistem pengeringan tradisional memerlukan waktu 4-7 hari diharapkan dengan penggunaan solar dryer dome ini diharapkan hanya membutuhkan waktu 2-3 hari saja.
Penggunaan solar dryer dome ini juga dapat membantu petani dalam mempertahankan kualitas jagungnya, kadar air mampu mencapai 13% dalam waktu yang lebih cepat dan harga jualnya juga akan naik. Semoga dengan dibangunnya solar dryer dome ini, curah hujan yang tinggi tidak lagi menjadi masalah buat petani Pakpak Bharat untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian mereka.
Bupati Pakpak Bharat, Franc Bernhard Tumanggor mengatakan Kabupaten Pakpak Bharat saat ini masih dikenal sebagai daerah pertanian yang mana sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian. Salah satu masalah yang selalu dihadapi petani adalah tingginya curah hujan di Kabupaten Pakpak Bharat yang menyebabkan rusaknya komoditi hasil petani dan saat ini umumnya para petani masih menggunakan metode pengeringan tradisional, yaitu menggunakan bantuan panas matahari.
“Dengan metode pengeringan tradisional maka banyak petani yang melakukan pengeringan di pinggir jalan, tentu saja dengan cara ini akan menyebabkan kontaminasi pada hasil panen mereka, dari debu, air hujan dan cahaya ultraviolet, akibatnya 30 – 50% hasil panen mereka tidak dapat mencapai pasar dan tidak memiliki nilai ekonomis. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap perekonomian kita sementara banyak hasil pertanian kita yang harus menjalani proses pengeringan setelah panen diantaranya adalah jagung, kopi, gambir, kulit manis dan komoditi lainnya,” Jelas Bupati Franc.
Reporter: Alferin Padang
Editor: Hengky
More Stories
Bupati Batu Bara Resmikan Kantor Hukum Bahagia Keadilan
Wakil Bupati Rokan Hilir, Jhony Charles, BBA Pimpin Mediasi Sengketa Dua Kubu K.SPSI F. SPTI Rokan Hilir
Audiensi Panitia Percepatan Provinsi Tapanuli dengan Bupati Toba Effendi Napitupulu Beralangsung Penuh Keakrapan dan Kekeluargaan yang Baik